USM-Indonesia, 26 April 2026 — Dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Nasional 2025, Universitas Sari Mutiara Indonesia (USM-Indonesia) sukses menggelar kegiatan simulasi bencana di area depan Hall LPMI USM-Indonesia. Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh mahasiswa dari berbagai program studi yaitu mahasiswa S2 Kesehatan Masyarakat, S1 Kesehatan Masyarakat, S1 Keperawatan serta D3 Keperawatan.

Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor III Ns. Johansen Hutajulu, AP, S.Kep, M.Kep, Ph.D; Ka. Biro Kemahasiswaan Idaria Royentina Sidabuke, SST, M.KM; Kepala Pusat Studi Kebencanaan dan Lingkungan Hidup USM Indonesia Dr. Otniel Ketaren, M.Si; Ka. Prodi S2 Kesehatan Masyarakat Dr. Donal Nababan, S.KM, M.Kes; Ns. Edriani Y. Simanjuntak, S.Kep, M.Kep; Frida Lina Tarigan, Ph.D dan Penggiat Kebencanaan Drs. Safri Nasution.

Kegiatan diawali dengan sesi briefing oleh oleh Wakil Rektor III Ns. Johansen Hutajulu, AP, S.Kep, M.Kep, Ph.D untuk seluruh peserta, dalam briefing ini, peserta mendapatkan pengarahan mengenai skenario simulasi, pembagian peran serta prosedur keselamatan standar yang harus diikuti saat menghadapi bencana.

Simulasi resmi dimulai dengan skenario terjadinya gempa bumi. Saat alarm tanda bahaya dibunyikan, seluruh peserta mempraktikkan prosedur drop, cover dan hold on (menunduk, berlindung, dan bertahan). Setelah itu, dilanjutkan dengan proses evakuasi korban. Sejumlah mahasiswa memerankan korban cedera, mulai dari luka ringan hingga luka berat. Mahasiswa keperawatan mempraktikkan keterampilan pertolongan pertama (first aid).

Setelah semua tahapan simulasi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan sesi evaluasi dan arahan yang dipimpin Kepala Pusat Studi Kebencanaan dan Lingkungan Hidup USM Indonesia Dr. Otniel Ketaren, M.Si. Dalam arahannya, beliau mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, baik di lingkungan kampus maupun dalam kehidupan sehari-hari.

“Melalui kegiatan ini, kita berlatih untuk berpikir cepat, bertindak tepat, dan bekerja sama dalam situasi darurat. Ini adalah bekal penting untuk setiap individu, terutama calon tenaga kesehatan masa depan,” ujarnya.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana pelatihan teknis, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya solidaritas, kepemimpinan, serta ketanggapan dalam menghadapi bencana.